Jalan-jalan sendiri ke Jepang? Bisa!

Banyak orang yang enggan untuk jalan-jalan ke Jepang. Alasannya macam-macam: jauh, mahal, tidak bisa bahasa Jepang, dan sebagainya. Benarkah begitu?

Chiharu dan Chiaki baru saja kembali dari liburan ke Jepang bulan lalu. Sebagai penggemar anime, menginjakkan kaki di negara matahari terbit itu adalah keinginan kami sejak kecil. Makannya, perjalanan kami berdua selama seminggu di Jepang ini benar-benar mimpi yang jadi kenyataan. Bagi kalian yang punya mimpi sama seperti kita, jangan takut untuk mewujudkannya!

"Jepang mahal.."

Kalo kami bilang nggak mahal sih, mustahil. Harga barang-barang di Jepang memang relatif lebih mahal dibanding di Indonesia. Tapi bukannya muuuahal banget sampai mustahil dibeli. Di artikel-artikel berikutnya kami akan berbagi tips bagaimana cara untuk berhemat selama di Jepang.
Kalo nggak punya uang? Nabung! Kalo kamu benar-benar ingin ke Jepang, uang jangan jadi penghalang. Nabung, walaupun sedikit demi sedikit, percayalah suatu saat bakal bisa ke Jepang.

"Ikut tour aja, lebih gampang, lebih aman"

Ya memang, tapi harga tour itu mahal banget, dan jarang ada karena peminatnya sedikit. Awalnya juga kami berencana ikut tour, tapi karena sudah dua kali daftar, dua-duanya gagal berangkat karena kurang peserta. Akhirnya kami berdua nekat pergi sendiri.. dan ternyata, biaya bisa dihemat sampai 10 jutaan /orang!

Selain itu, keuntungan dari jalan-jalan sendiri adalah kita bisa memilih tempat yang ingin dikunjungi. Sebagian besar tour Jepang hanya mengunjungi tempat-tempat dengan pemandangan indah. Kalu diajak shopping, pasti dibawa ke tempat-tempat yang harganya selangit.
Para tour guide juga bukan sesama otaku, jadi nggak bakalan ngerti kalo kita tanya tempat belanja barang-barang berbau anime. Waktu kami bertanya soal Akihabara di tavel agent, meraka tampak bigung menjawabnya karena Akihabara memang bukan tempat turis. Padahal, tujuan utama kami ke Jepang ya Akihabara: mengunjungi Animate, surga anime 7 lantai.

Soal keamanan, Jepang aman banget. Nggak usah khawatir kecopetan. Mereka nggak takut tuh, meninggalkan tas di meja ketika memesan makanan di tempat makan.

"Nggak bisa bahasa Jepang, gimana mau komunikasi?"

Tenang saja, kami juga nggak bisa bahasa Jepang. Kalaupun bisa sedikit-sedikit, itu karena terbiasa nonton anime / drama.  Papan petunjuk di tempat-tempat umum dilengkapi bahasa Inggris. Pengumuman di kereta dan stasiun juga ada bahasa Inggrisnya. Jadi tidak perlu khawatir berpergian dengan kereta.

Kami selalu bertanya dalam bahasa Inggris, orang Jepang mengerti bahasa Inggris kok, walaupun terbatas.  Kemungkinan besar mereka akan menjawab dalam bahasa Jepang + bahasa tubuh. Cukup dapat dimengerti. Kalau tidak mengerti, mereka tidak segan-segan menjelaskannya lagi, bahkan sempat ada yang mau mengantarkan saat kami bingung mencari jalan ke hotel waktu pertama kali sampai di Tokyo.

Kamu nggak fasih Bahasa Inggris? Nggak masalah, karena lawan bicaramu juga nggak pintar Inggris. Jangan takut bicara karena takut salah grammar dsb. Mereka juga nggak ngerti grammar kok. Ngomong sambil pake bahasa tubuh dikit-dikit, mereka sudah bisa mengerti.

Contohnya, kalau mau tanya jalan: "Excuse me, how to go to Akihabara?"
cukup bilang "to Akihabara?" sambil nunjuk arah jalan, mereka udah ngerti kok.

Penjelasan lebih lanjut akan dibahas di artikel berikutnya~!
Supaya nggak ketinggalan, follow blog / twitter / tumblr kami :3