Osaka-jou

Hari ini adalah hari terakhir kami di Osaka. Pagi-pagi sekali kami berkunjung ke Osaka-jou (Kastil / Benteng Osaka). Seharusnya kami berkunjung ke kastil pada hari pertama, tapi karena jadwal hari pertama kami berantakan, Osaka-jou dikorbankan, karena kami tidak begitu tertarik dengan peninggalan-peninggalan sejarah..

Benteng Osaka

Tapi tetap saja rasanya penasaran. Akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi benteng Osaka sebelum berangkat ke Tokyo. Halaman kastilnya besar sekali, dan kami menemukan beberapa orang jogging di sekitar kastil.

Setelah puas berfoto-foto di osaka-jo, kami pun melanjutkan perjalanan. Kami tidak masuk ke dalam karena kastilnya belum dibuka (dan memang kami tidak tertarik untuk masuk sih).

Den Den Town

Sebelum kembali ke penginapan untuk mengambil koper, kami juga menyempatkan diri  melihat Den Den Town. Den Den town adalah electric town-nya Osaka, setara dengan Akihabara di Tokyo.

Tentu saja kami menyempatkan diri ke Animate, dan Waow! Walaupun tokonya tidak terlalu besar, tetapi koleksi Anime-nya lengkap banget.. cukup untuk membuatmu bangkrut. Chiharu pun histeris saat melihat album Mekakucity Records (kagepro) yang baru dirilis sehari sebelum kami berkunjung. Tapi kami memutuskan untuk tidak membeli apa-apa dari sini, karena kami sudah terlanjur menata koper untuk ke Tokyo. Takutnya tidak ada celah lagi untuk menaruh barang belanjaan di koper kami.

Setelah puas cuci mata di Den Den Town, kami kembali ke penginapan untuk check out.

Itulah akhir petualangan kami di Osaka. Bai bai Osaka!


Shinkansen, Ekiben

Untuk naik Shinkansen, kami harus pindah jalur di stasiun Shin-Osaka. Shinkansen mempunyai jalur sendiri yang terpisah dengan kereta-kereta lainnya. Tiket Shinkasen juga berbeda dari kereta-kereta lainnya. Tetapi jika kamu membeli Japan Rail Pass, kamu tidak perlu membeli tiket Shinkansen lagi.

Begitu tiba di jalur Shinkansen, kami langsung disambut dengan toko-toko yang menjual berbagai macam ekiben (jenis bentou yang dijual di stasiun).

Ekiben yang dijual dikemas sedemikian rupa  sehingga tampak menarik. Harganya pun cantik, berkisar antara 650-2000 yen. Chiaki yang mementingkan  kuantitas memutuskan untuk membeli tonkatsu seharga 700 yen. Chiharu yang mementingkan penampilan memilih sushi dengan kotak mungil bermotif sakura seharga 780 yen.

Ekiben kami
Setelah itu kami bergegas mencari tempat untuk beli tiket, karena kami tidak memesan terlebih dahulu. Sebenarnya ada mesin untuk membeli tiket, tetapi karena bingung harus membeli yang mana, kami minta tolong seorang petugas untuk membelikan kami tiket. Setelah berhasil mendapatkan tiket Shinkansen kami.. glek! ternyata si petugas membelikan kami tiket Shinkansen yang berangkat 5 menit lagi. Kami pun berlari-lari mencari jalur kereta kami. Untung saja masih keburu fiuh..

jarak antar kursinya sangat lebar!
tiket Shinkansen

Sayangnya, waktu kami naik, keretanya sudah penuh orang. Menurut komik Conan, kalau mau melihat gunung Fuji duduklah di sebelah kiri (yang 2 kursi), kalau mau melihat laut duduklah di sebelah kanan (3 kursi). Kami kecewa karena kursi di sebelah kanan sudah penuh, terpaksa kami duduk di sebelah kiri :(

Tetapi kekecewaan kami menjadi sia-sia, karena setelah habis menyantap ekiben, kami berdua tertidur pulas saking capeknya.. zzz Sebelum tertidur, Chiharu sempat melihat laut dari jendela sebelah kanan. Sebaiknya sih jangan tidur kalau naik shinkansen, karena dari jendela Shinkansen kamu dapat melihat berbagai jenis pemandangan indah di Jepang.

Perjalanan dari Osaka ke Tokyo dengan Shinkansen Nozomi (tercepat) kurang lebih memakan waktu 2 jam 40 menit.

Hello Tokyo!

Setelah sampai di stasiun Tokyo, kami pindah kereta lokal untuk menuju Asakusa. Sesampainya di Asakusa, kami sempat bingung mencari penginapan kami. Ketika kami kebingungan di jalan, ada seorang ojiisan memberhentikan sepedanya dan menawarkan bantuan. Pada akhirnya kami dituntun ke penginapan oleh ojiisan yang baik hati. Untung nyasarnya nggak jauh-jauh, hanya beda 1 gang hehe.

Asakusa

Setelah beristirahat sejenak di ryokan, kami berjalan kaki menuju Sensoji temple. Sensoji merupakan kuil tertua di Jepang. Gerbang utama menuju kuil Sensoji bernama Kaminarimon. Di sebelah dalam Kaminarimon, terdapat toko-toko kue dan suvenir berjejer sepanjang jalan. Kami berhenti sejenak untuk menikmati dango di salah satu toko. Setusuk 100 yen!



Dari dalam kuli Sensoji, kami dapat melihat Tokyo Skytree dari kejauhan. Tokyo Skytree merupakan gedung tertinggi di Jepang saat ini, dan juga merupakan ikon baru Tokyo - menggantikan Tokyo Tower…. begitulah kata seorang penjual suvenir saat membujuk turis supaya membeli kue berbentuk skytree.

salah satu toko yang menjual kue-kue ucu

Waktu beranjak pulang, kami melihat satu toko yang di depannya penuh orang antri. Kami pun penasaran dan melihat ke sana. Ternyata toko itu menjual melonpan (roti melon khas Jepang) dan es krim berbagai rasa. Karena sudah lama berangan-angan mencicipi melonpan (gara-gara baca Yakitate! Japan) kami pun ikut mengantri. Melonpan dari toko itu besar sekali dan bentuknya cantik dibandingkan dengan yang dijual di Seven-eleven / Lawson. Harganya 450 yen untuk 3 buah roti, sedangkan es krim nya 250 yen.



melonpan :9
Setelah membeli melonpan dan es krim, kami pulang ke penginapan untuk beristirahat. Rasanya capek sekali setelah mengangkat-angkat koper kemana-mana. Di penginapan kami menonoton Music station sambil menyantap melonpan. Kebetulan Arashi sedang promosi Endless Game kyaa////


3 Comments

Unknown mengatakan...

ditunggu ceritanya di tokyoo yaa...
will going there next year!

Hamano Chiharu mengatakan...

@Risye

terimakasih telah membaca blog kami. semoga bermanfaat :))

Poker Online mengatakan...

Berita yang berisi manfaat sangat bagus.. Lanjutkan yang terbaik gan..

Agen Poker
Agen Poker Online
Agen Poker Terpercaya
Poker Online
Poker Terpercaya
Bandar Domino
Bandar Domino Online
Agen Domino
Judi Poker
Taruhan Poker
Bandar Poker